Jumat, 16 November 2012

Numpang Sunatan

Sebagai seorang muslim aku tidak bisa menghindar dari kewajiban disunat,umur 5 tahun situasi ekonomi orang tua masih tetap saja pas-pasan.Beruntunglah orang tua ku punya kakak orang berada yang tidak begitu jauh dari rumah,kebetulan juga dia punya anak yang sebaya dengan aku, Dadang namanya.Kecerdasan kedua orang tuaku waktu itu tiba - tiba muncul,saat si Dadang mau disunat dengan hajatan yang terbilang mewah pada saat itu,kedua orang tuaku nebeng buat sunatin aku. " Gak apa - apa nama si Endang gak dicantumin di undangan juga,yang penting bisa ikut disunat" kata ibuku.

Keceriaanku gak tertahankan,gak ada rasa sedih atau malu karena aku disunat nebeng sama hajatan sunat saudara ku.Mungkin namanya juga anak kecil,tak ada beban fikiran apapun.Selepas subuh aku sudah dibangunkan sang ayah buat siap - siap disunat. Dengan digendong ayahku menyusuri sawah karena jarak dari rumahku ke rumah si Dadang lumayan jauh,aku berangkat.Prosesi sunatan mungkin hanya 10 menit,kalau si Dadang habis disunat langsung di gendong ke rumahnya untuk menerima amplop dari para undangan,aku di gendong lagi sama ayahku pulang ke rumah di tengah sawah.Sedikitpun tak ada rasa ingin bertanya kenapa aku tidak seperti si Dadang banyak yang kasih uang,yang ada aku bangga bisa disunat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar